ACCARITA,- Jelang peringatan Hari Kebudayaan Kota Makassar 1 April mendatang, Dinas Kebudayaan Kota Makassar bertandang ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI di Jakarta.
Tujuannya untuk mematangkan perhelatan peringatan Hari Kebudayaan Kota Makassar yang memasuki tahun ke dua.
“Di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kami diterima oleh ibu Sesdirjen, sementara di Kementerian Pariwisata dan Ekraf diterima oleh direktur pengembangan wisata alam dan buatan. Selain itu, kami juga berkordinasi dengan Dinas Pariwisata Kota Makassar untuk mematangkan event ini,” beber Kabid
Kabid Penerapan Budaya dan Kesenian Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Andi Herfidha Attas (21/02).
Saat berkordinasi dengan kementerian, Herfidha memaparkan konsep yang akan diusung termasuk rincian kegiatan yang memakan waktu hingga lima hari (1 – 5 April 2020) dengan melibatkan seluruh entitas masyarakat seperti sekolah, pelaku usaha, pengrajin, dan komunitas.
Rencananya, di hari pertama pelaksanaan, Rabu (1/04) akan digelar Upacara Hari Kebudayaan yang melibatkan sekolah, kantor pemerintah, dan swasta, termasuk pusat niaga agar menggunakan identitas budaya, seperti pakaian adat, bukan hanya Bugis Makassar, tetapi pakaian adat dari seluruh nusantara. Bahkan diharapkan jika wisatawan mancanegara juga terlibat pada event ini dengan mengenakan pakaian adatnya.
Sejumlah rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari pertama yakni Upacara Hari Kebudayaan, Makassar Ethnic Carnaval, Traditional Cullinary Festival. Di hari ke dua (2/04) akan digelar Makassar Culture Night, Focus Group Discussion, dan Traditional Culinary Festival. Di hari ke tiga, Jumat (3/04) akan digelar Focus Group Discussion serta Traditional Cullinary Festival, sedang di hari ke empat (4/04) kembali berlangsung Traditonal Cullinary Festival.
Sementara di hari terakhir, Minggu (5/04) akan dihelat Makassar Ethnic RUN serta Traditional Culinary Festival. Keunikan Makassar Ethnic RUN terletak pada kostum lari yang dikenakan peserta. Mereka diwajibkan mengenakan pakaian dengan ciri khas etnik tertentu.
“Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari gubernur Sulsel yang akan mengundang kepala daerah se – Sulsel pada peringatan Hari Kebudayaan Kota Makassar,” kunci Andi Herfidha Attas. (*)