ACCARITA – Ratusan Warga RW IV, Kelurahan Mardekaya Utara, Kecamatan Makassar, antusias sambut Bakal Calon Wali Kota Makassar, Syarufuddin Daeng Punna, mereka warga sebut- sebut SADAP berulangkali hingga SADAP duduk di kursi depan panggung.
Tak lupa pihak panitia acara meminta ke SADAP sapaan akrab Balon Wali Kota Makssar 2020 mendatang, untuk membawakan sambutan. SADAP dalam sambutannya tak lain mengajak masyarakat Kota Makassar untuk bersifat tenggangrasa kepada sesama.
“Kita orang Bugis Makasssar memiliki budaya sipakatau sipaka inga’. Maka dari itu yang saya ingatkan betapa pentingnya saling menghargai (Tenggang rasa), saling mengingatkan, tutur sapa. Nah demikian maksud dari budaya kita itu. Betapa pentingnya kita menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini,” tutur SADAP disambut tepuk tangan para tamu undangan, Rabu malam (21/8/2019)
SADAP pun kembali mengingatkan sejarah Indonesia pada masa penjajahan. Kata dia, bahwa negara kesatuan republik lndonesia (NKRI) ini berhasil mengusir penjajah Belanda dan Jepang kala itu dengan penuh semangat juang para tokoh agamawan dan para suku.
“Mereka tokoh agama, para suku, Pahlawan bahu membahu bersatu melawan penjajah Belanda dan Jepang, sehingga meraih kemerdekaan ini. Nah kalau bercerai hasilnya runtuh. Makanya harus kita bersatu jangan memandang suku,ras, agama. Kita harus menjaga toleransi, karena Indonesia itu Bhinneka Tuggal Ika,” tutur SADAP lagi.
Dikatakan, bahwa Bhinneka Tuggal Ika Itu berbeda-beda. Tetapi tetap satu yaitu Indonesia.
“Jadi kita ini banyak suku banyak bahasa. Tapi satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Jadi tidak ada perbedaan diantara kita. Karena kita bersaudara. Apalagi sudah banyak perkawinan antara suku. Berarti semakin kita matai rantai. Artinya kita semakin kuat,” paparnya.
Untuk itu kata SADAP masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh oknum tak bertanggungjawab. Karena provokator itu penghianat bangsa.
“Provokasi itu penghianat. Ia mengadu domba hendak melihat kita hancur. Tidak ingin melihat hubungan silaturrahmi terjalin dengan baik. Itulah penghianat. Masa penjajahan dulu ada dibilang mata-mata yang kerjanya mengintai setelah itu mengadu domba . Kalau di Film India salah satu contohnya Film Mahabarata. Itu seperti Sangkuni. Nah seperti itulah pengadu domba dan tak bertanggungjawab,” ujar SADAP dengan nada candanya kembali disambut aplos para tamu undangan.
Diakhir sambutannya SADAP mengajak masyarakat untuk menjadi pilar terdepan dalam memberikan kedamaian kepada minoritas.
“Kita harus saling menjaga, jangan lihat agamanya, sukunya atau daerahnya. Tapi lihat, jika kita semua indonesia,” katanya mengingatkan lagi.
Sementara itu Ketua RW, Kelurahan Maradekaya Drs. Amirullah dalam sambutannya pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarajat, utamanya pemuda di Kelurahan Maradekaya agar tetap melaksanakan kewajibannya sebagai mahluk sosial.
” Mari kita membangun hubungan sesama manusia tanpa mengenal latar belakangnya. Apalagi di bulan Agustus ini adalah suasana kemerdekaan Republik Indonesia ke 74. Untuk itu kita terus mempererat hubungan dengan kerabat kita (Keluarga kita), tetangga dan bertoleransi antara umat beragama agar kita selalu merasakan kenyamanan,” tandasnya. (*)