ACCARITA, – Menghebohkan pengadaan masker N95 di RS Syeh Yusuf Sungguminasa menjadi polemik lantaran ada yang menyebut harga 1 pcs masker sebesar Rp 1,6 juta.
Untuk itu, pihak RS Syeh Yusuf memberikan klarifikasi terkait pemberitaan tersebut utamanya soal harga masker.
Menurut Dr M Taslim MKes, data yang terpublis itu bukan menjadi keputusan sebab baru merupakan draft yang ada salah ketik.
“Jika data di proposal diperhatikan, maka antara harga satuan dengan jumlah tentu sangat berbeda. Olehnya itu proposal itu diajukan untuk dilakukan preview oleh inspektorat sebelum mendapat persetujuan dari bupati. Kami juga sejak awal melibatkan pihak kejaksaan”ujar Taslim, Minggu (14/6).
Taslim menegaskan bila
sebelum direview oleh inspektorat, penggandaan proposal awal yang sempat terbaca oleh publik.
Seperti diketahui, RS Syekh Yusuf menganggarkan pengadaan alat pelindung diri (APD) berupa masker sebesar Rp 50 jt tahap pertama namun disetujui 30 juta.
Proposal kedua mengajukan Rp 915 juta untuk pengadaan sarana dan prasarana Rp 156 juta, insentif Rp 485 juta dan APD sebesar Rp 273 juta. Total Rp. 915.040.000 “Jadi yang Rp 273 juta itu sudah termasuk pembelian masker N95 sebanyak 20 dos harga per dos 1,6 juta, bukan harga per pcs.
” Dan itu diajukan dalam proposal itupun harga tidak stabil. Perlu diketahui anggaran Rp 915 juta ini sudah disetujui oleh bupati setelah direview terlebih dahulu oleh inspektorat dan kejaksaan.
Masker N95 diperuntukkan untuk petugas rumah sakit. Selain masker ada kacamata covid, gown (baju covid), sepatu, helmed, masker bedah, gloves, hand scoll atau sarung tangan, rapid test dan kantong jenazah.
Insentif Rp 485 juta ini untuk dua bulan.
Pembayaran insentif itu berpatokan pada permenkeu dan permenkes yang didalamnya mengatur besaran insentif baik dokter ahli, dokter umum, perawat dan tenaga medis lainnya.
Hal tersebut mendapat tanggapan dingin dari Direktur Eksekutif Center Informasi Publik “CIP”, Zulfiadi Muis. Seharusnya orang yang sebut harga masker semahal Rp. 1,6 juta melakukan klarifikasi terlebih dahulu atau merasionalisasikan saja harga masker yang kemahalan tersebut
Mana mungkin ada harga masker perlembarnya semahal itu, sepertinya human search error ini,” pungkas Zulfiadi.