ACCARITA, — Di tengah pandemi covid-19 yang mempengaruhi perekonomian masyarakat.maka sektor pertanian yang bisa bicara sebab selama ini sektor pertanian yang tidak terpuruk di tengah pandemi.perlu di pahami komoditi yang banyak mempengaruhi kebijakan nasional salah satunya Bawang merah.
Di mana kebutuhan bawang merah 1,6 juta ton pertahun yang begitu besar pengaruhnya.
Melalui Program pemberdayaan masyarakat Unggulan perguruan tinggi untuk memberi pemahaman kepada petani agar menggunakan bibit biji bawang merah karena mampu menciptakan pertanian yang efektif bagi petani sehingga bisa menghemat biaya produksi dan meningkatkan produktivitas.Perbedaan budidaya menggunakan TTS dan konvensional adalah jika menggunakan sistem konvensional,kebutuhan bibit mencapai 1,5 ton per Ha senilai Rp 45 juta.
Di katakan Guru besar Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar Prof.Dr.Ir.Elkawakib Syam’un MP Saat di temui oleh awak media kamis( 22/10) program pemberdayaan masyarakat unggulan perguruan tinggi ini saya bisa mendiskriminasi ilmu saya dari perguruan tinggi di mana saya melihat comodity bawang merah sangat memberi harapan dalam melakukan rekapri2 perekonomian dalam kondisi sekarang ini.
” saya bersyukur sekali di era sekarang ini .Dimama bawang merah tidak berpengaruh harga di pasaran bahwa turun drastis seperti comodity lain.yang kedua bawang merah ini umur singkat dengan menggunakan TSS (biji bawang merah) sangat singkat hanya kurang lebih tiga bulan.jadi biji bawang merah itu sebelum kita tanam di bedengan terlebih dahulu kita tanam di persemaian setelah berumur 35 hari selanjutnya baru di pindahkan kebedengang yang sudah disiapkan untuk di tanam dan hanya kurang lebih 60 hari bawang merah dari biji masyarakat sudah menikmati hasil-hasil panennya ” imbuhnya
Sambung Guru besar Fakultas Pertanian Unhas dengan harga yang fantastis. melalaui bawang merah ini dari biji bisa meningkatkan kesejahtraan petani karena efesiensi biaya dari bibit itu kurang lebih 50 persen bisa di hemat bahkan sampai 60 persen karena bibit itu kontrobusi bibit terhadap produksi 60 sampai 65 persen adalah bibit ada slogan Siapa yang kuasai produksi Kuasai bibitnya.
Di ketahui jika menggunakan TTS(Biji Bawang Merah) hanya memerlukan 5 kg benih dengan biaya sekitar Rp.10 juta per hektar,selain menekan biaya produksi,jika petani dapat menerapkan teknik budidaya bawang merah dari biji maka akan mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian umbi bibit.
Selain itu,dengan menanam bawang merah dari biji petani akan mendapatkan tiga keuntungan yang pertama,biaya transportasi lebih murah karena berbentuk biji.kedua,benih bisa lebih lama disimpan dalam jangka waktu maksimal 2 tahun selama tidak terkena sinar matahari.
Sementara,jika di bandingkan dengan sistem konvensional,umbi hanya bisa disimpang antara 2-4 bulan.Ketiga,lebih sedikit terserang penyakit karena benih tidak membawa hama penyakit seperti virus dan jamur.Selain itu,pemakaian pupuk pun menjadi lebih efesien.
(SH)