ACCARITA, — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Pusat Pengendalian Pembangunan Ekorigoen (P3E) Sulawesi dan Maluku menggelar kegiatan sekolah sungai dengan mengusung tema “Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik Terhadap Budidaya Black Soldier Fly (BSF) Maggot” di Jo’jo Batara, Bontolerung, Kabupaten Gowa, Kamis (16/09/2020).
Kepala Pusat P3E Sulawesi dan Maluku, Darhamsyah mengatakan bahwa tujuan kegiatan tersebut yaitu P3E ingin mengenalkan kepada masyarakat yang dikemas dengan cara praktek pengelolaan sampah secara mudah agar masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kesadaran terhadap kebersihan dan kualitas sungai.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengetahuan lebih banyak ke praktis karena dalam kondisi Covid-19 sekarang ini yang dibutuhkan adalah pengetahuan-pengetahuan praktis yang bisa langsung diterapkan terutama untuk masyarakat di daerah. Nah, kita hadir di Bontolureng ini bagaimana mengelola sampah secara mudah dan murah,” tuturnya.
Lanjut ia berharap dimasa pandemi Covid-19 dengan adanya pelatihan ini masyarkat Kelurahan Bontolureng diharapkan mampu mengembangkan dengan kondisi alam sekitar melalui metode BSF juga tetap produktif dan memperoleh penghasilan walau di rumah saja.
“Kita tahu BSF ini sudah berkembang di tempat-tempat lain dan kita membawa ini kesini juga (Bontolureng) tentunya bisa mereka kembangkan dan di modifikasi sesuai dengan kondisi alam. Untuk masa pandemi saat ini bagaimana masyarakat mendapatkan penghasilan dan kemudian ada pembelajaran dengan tidak perlu kemana-mana cukup dirumah saja ini sudah bisa dilakukan,” ucapnya.
Kegiata yang dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 15 dan 16 September 2029 dengan metode pembelajaran orang dewasa dan dilakukan pada ruang terbuka, dengan konsep Kemah Sekolah Sungai, dilaksanakan sejumlah kegiatan seperti pemutaran film lingkungan dengan judul “Diam & Dengarkan , focus grup discussion dan pelatihan budidaya maggot BSF, pelatihan komposting dan pelatihan pemanfaatan sampah plastik dengan metode eco brick dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang melibatkan sejumlah unsur lembaga dan komunitas diantaranya Komunitas Pecinta Sungai Jeneberang, WaKil Foundation, Envihsa Kesmas UIN Alauddin, Indonesian River Care, DEMA Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin, HMJ Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin, HMI Cabang Gowa Raya, Bidang PSDA dan Lingkungan Hidup, kerukunan pemuda limbua, serta Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sumber Daya Air Sulawesi Selatan.
Senada dengan itu, Kaharuddin daeng muji selaku Direktur Eksekutif WaKiL Foundation mengapresiasi kegiatan tersebut dan berharap agar masyarakat dapat menjaga kebersihan sungai sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat dengan kemandirian mengelola sampah plastik dan domistik agar bisa menjadi nilai tambah ekonomi atau hanya sekedar pakan ayam dan ikan dari budidaya maggot.
“Lanjut sapaan akrab daeng muji yang juga selalu ketua Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Sumber daya air (FKMPSDA Sulawesi selatan) memberi apresiasi kepada Kementrian LHK dalam hal ini P3E Sulawesi dan Maluku, dan pemerintah kabupaten Gowa melalui DLH Gowa dan pemerintah setempat, dan atas terlaksananya pelatihan pengelolaan sampah organik dengan budidaya maggot juga saya berharap kepada masyarakat Kelurahan Bontolureng khususnya dan umumnya masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar tetap menjaga sungai agar lebih bersih, lebih produktif sehingga air dapat dimanfaatkan masyarakat banyak,” tutupnya.