Sewa Lapak Kuliner Kanre Rong Menuai Sorotan, Ini Sanggahan Muhammad Said Pengelola

oleh

ACCARITA, — Pengelola Wisata Kuliner Kanre Rong Muhammad Said, membantah tudingan sekelompok pedagang yang mengatakan pihaknya melakukan pengutan di luar ketentuan yang ada.

“Tudingan pengutan sewa lapak yang dihembuskan sekelompok pedagang, tidak benar. Kami disini hanya sebatas mengawasi mengelola dan menjaga ketentram yang ada di wisata kulinee kanre rong ini,” tegas said didampingi pengelola lainnya Selasa 15/9/2020

Tudingan Pungli sewa lapak tersebut, sambungnya, sebenarnya yang melakukan transaksi dan kami selaku pihak pengelola hanya sebatas mediasi saja antar pihak pertama pemilik lapak dengan pihak yang ingin menyewa.

Dijelaskannya, pungutan yang ditudingkan terhadapnya tersebut bagi pedagang yang berjualan di kanre rong, mereka sendiri yang membuat kesepakatan antara pihak pertama dan kedua pak, kami disini pun baru tau bahwa ada lapak yang di persewakan oleh pedagang itu sendiri.

“Ini benar-benar aneh dan mengherankan. Sebab yang menuding mereka sendiri yang sepakat dengan pihak pedagang pemilik lapak yang diduga memanfaatkan kesempatan ini untuk keuntungan pribadi,” terang Muhammad Said.

Seperti diberitakan, .Tak hanya unik dari segi bentuk, sejumlah lapak di kawasan kuliner PKL Center liputan6.com Kanre Rong Karebosi, Jalan RA Kartini, Kota Makassar ternyata memiliki keunikan lain. Keunikan itu adalah harga sewa setiap lapak yang ada di sana bervariatif dari harga Rp6 juta hingga Rp8 juta pertahun.

Kwitansi sewa lapak pedagang Wisata Kuliner kanre rong

Padahal ratusan lapak yang ada di PKL Center Kanre Rong itu seharusnya tidak disewakan. Karena para pedagang di sana adalah ratusan pedagang yang direlokasi dari sejumlah titik yang ada di Kota Makassar pada Januari 2018 silam.

Pedagang kopi inisial IO misalnya, ia mengaku menyewa lapak di Kanre Rong senilai Rp6 juta pertahun. Berbeda dengan pedagang tetangganya yang berjualan nasi, ia malah dikenakan sewa lapak sebesar Rp8 juta pertahun dan uang sewanya ia langsung berikan ke pengelola bernama Said, lengkap dengan bukti kuitansi.

“Belum lagi ada retribusi kebersihan yang dipungut oleh pihak pengelola. Tapi terlepas dari itu, bukannya lapak di sini gratis tanpa ada beban sewa sebagaimana dicanangkan dulu oleh Wali Kota Makassar di era Pak Danny Pomanto?,” kata IO yang dikutip media Liputan6.com, Senin (14/9/2020).

Selain itu, IO menceritakan bahwa jika ada pemilik pertama lapak PKL Center Kanre Rong yang ingin memindah tangankan pemanfaatan lapak ke orang lain, hal tersebut harus melalui tangan pengelola. Pengelola kemudian diduga menaikkan harga lapak tersebut dengah jumlah yang cukup besar.

“Disinilah harga sewa lapak dinaikkan. Pengelola biasanya mengutus beberapa orang kalau bukan ibu yang kerap dipanggil ibu RT juga melalui suami bu RT itu, namanya Pak Adi,” terang IO sambil memperlihatkan kuitansi penyewaan lapak kepada sejumlah wartawan.

Nasib mujur justru dialami oleh MR, pedagang lainnya. Ibu yang satu ini malah tak perlu merogoh kocek sepeserpun untuk bisa berjualan di PKL Center Kanre Rong.

“Saya dikasih langsung sama pak Wali Kota saat itu. Karena memang saya bagian pedagang pertama yang ikut direlokasi,” ujar MR. (*)

 

Tentang Penulis: Penulis Website

Pimpinan Redaksi Accarita.com

No More Posts Available.

No more pages to load.