Penobatan Andi Roidah, Macceraja Arajang Digelar Pembesar Kerajaan Sidenreng

oleh

ACCARITA — Maccera Arajang di Saoraja Massepe yang dilakukan sekali dalam 2 tahun telah berlangsung hikmat, dihadiri oleh Wakil Bupati Sidral H. Mahmud Yusuf (mewakili Bupati Sidrap), Danramil Tellu Limpoe, Kapten Inf Haryono, Kapolsek Tellu Limpoe, Iptu Andi Mappa Hairul, bersama Perangkat Adat Majelis Kedatuan Sidenreng, Selasa (28/1/2020)

Acara Maccera Arajang dihadiri sekitar 300 orang, di dalamnya termasuk keluarga besar Kedatuan Sidenreng yang sekaligus menjadi ajang silaturrahim bagi segenap keluarga yang hadir.

Di tengah undangan, turut hadir Addatuang Sidenreng XXV YM. Ir. Andi Roidah Patiroi, MSi. didampingi suaminya, PYM. Drs. Andi Bau Sawerigading Addatuang Sawitto XXVI, beserta Kerabat besar kedatuan Sidenreng dari kerajaan lainnya, yaitu: YM. Andi Bau Harlianty [cucu Ranreng Tuwa Wajo], YM. Andi Ibrahim [rumpun Kerajaan Maiwa], YM. Andi Babba Oddo [mewaikili Saoraja MattanruE Mallusetasi] bersama YM. Andi Sima Tana didampingi putri2 Andi Hollang Pawelangi [mewakili Akkarungeng Mallusetasi], YM. Dra. Andi Kurnia Daeng Take’na bersama YM. Andi Sudirman Bunyamin, SE., [mewakili Akkarungeng Rappang].

Tidak ketinggalan turut hadir YM. Andi Syarir Pawicangi [Ketua Dewan Pertimbangan Adat] beserta permaisuri, YM. Andi Sima Tana, mendampingi putranya YM. Andi Cibu Syarir sebagai Arung Malolo Sidenreng [Putra Mahkota Sidenreng].

Pejabat adat lainnya yang tidak sempat hadir sebab berhalangan, antara lain: MatoA Arawa YM. Drs. Andi Darwis Nombe, SH.

Dalam prosesi tradisi Maccera Arajang yang menjadi inti prosesi dan dianggap sakral adalah MAKKARAWA ARAJANG. Begitupun tradisi yang berlaku bagi penobatan Addatuang Sidenreng, wajib “makkarawa arajang” atau menyentuh benda pusaka [regalia] peninggalan Addatuang Sidenreng yang hingga sekarang tradisinya masih dipelihara dalam bentuk Maccera Arajang.

Pada umumnya, ritual-ritual tradisi sangat bernuansa magis. Hal demikian sempat terjadi pada saat prosesi maccera arajang sedang berlangsung, tiba-tiba suasana dikejutkan oleh peristiwa trans yang dialami salah seorang putri YM. Andi Ma’me [pemilik Saoraja Massepe], yakni: Andi Kartini.

Dengan kondisi yang sangat terharu seraya menyampaikan pesan leluhur, Petta ArajangE, agar segera melantik Addatuang Sidenreng, YM. Andi Roidah Patiroi, setelah maccera arajang selesai.

Peristiwa mistik demikian tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Sulawesi-Selatan sebagaimana sering terjadi dalam ritual-ritual tradisi di kerajaan lainnya di Indonesia.

Sebab itu, ketika seluruh rangkaian prosesi Maccera Arajang usai, maka segenap perangkat adat Majelis Adat Kedatuang Sidenreng bersama keluarga besar Saoraja Massepe secara sepontan melakukan persiapan penobatan Addatuang Sidenreng untuk mematuhi pesan Petta ArajangE. Adat dan tradisi tidak dapat dipermainkan sehingga HARUS dipatuhi.

Prosesi penobatan Addatuang Sidenreng terhadap YM. Ir. Andi Roidah Patiroi, MSi, dilakukan sesuai ingatan pengalaman penobatan bagi PYM. Drs. H. Andi Patiroi Pawiccangi Addatuang Sidenreng XXIV MallinrungE ri Allekkuang pada thn 20 Desember 2012.

Prosesi diawali dengan mengantar Addatuang Sidenreng memasuki bilik Petta ArajangE untuk “Makkarawa” sebagaimana tradisi yang berlaku bagi para Addatuang Sidenreng sebelum dinobatkan, kemudian diantar ke tempat penobatan yang telah ditentukan di halaman terbuka di Saoraja Massepe.

Kali ini, Addatuang Sidenreng dikawal ketat oleh MatoA Arua yang dipimpin langsung oleh MatoA Allekkuang YM. H. Muhammad Yusuf Hanafi, sejak mengantar ke bilik ArajangE hingga menuju tempat penobatan.

Sementara di areal penobatan para Perangkat Adat Kedatuan Sidenreng telah menunggu dan langsung bergabung, berdiri berderet di belakang Addatuang Sidenreng yang akan dinobatkan sebagai simbol dukungan untuk menerima amanah rakyat.

Perangkat Adat yang mendampingi penobatan Addatuang Sidenreng, yaitu: Tellu Latte Sidenreng [Mangkubumi/Bendahara Kedatuan Sidenreng] YM. Andi Makkulau Mallibureng

Selain itu, berderet sejumlah Menteri Kabinet Kedatuan Sidenreng [Pabbicara], yakni: Pabbicara Guru YM. Andi Itje Tjandeng, Pabbicara Amparita YM. Andi Alwi Iskandar, Arung Otting Hj. Andi Tenri Esa Pebbekka, SH., Arung Batu Andi Sukri Baharman, SE., Arung Guru YM. Ir. Andi Sulolipu Maramat, Arung Bilokka YM. Andi Patongai Tongkeng, SH., Arung Bangkai YM. Andi Ingka Makkulau. Sementara Arung Amparita YM. Andi Nasir telah meninggalkan tempat sebab melaksanakan tugas lain.

Di hadapan Addatuang Sidenreng berdiri para MatoA Arua dengan memegang tombak-tombak pusaka, yaitu: Pangulu MatoA [MatoA Aluwuwu] YM. Andi Mangkau Makkulau, S.Sos., MatoA Arateng YM. Andi Syaifullah Alwi, MatoA Watang Sidenreng YM. Andi Mattaelttu Itje, SH., MatoA Allekuang YM. Andi H. Muhammad Yusuf Hanafi, MatoA Massepe Andi Syaiful Asikin, SH., sambil mendengarkan persembahan ikrar MatoA Arua kepada YM. Addatuang Sidenreng yang dibacakan secara lantang oleh MatoA Arateng YM. Andi Syaifullah Alwi, kemudian dibalas ikrar oleh Addatuang Sidenreng.

Dengan demikian, secara simbolis, YM. Andi Roidah Patiroi telah menerima amanah sebagai Addatuang Sidenreng melanjutkan tahta warisan ayahandanya, PYM. H. Andi Patiroi Pawiccangi Addatuang Sidenreng XXIV. Begitupun sebaliknya para Matoa Arua telah menerima amanah dan janji setia di bawah titah addatuang Sidenreng.

Ikrar MatoA Arua dibacakan di bawah naungan pusaka kebanggan Sidenreng [Lamba Sidenreng] yang terhunus menengadah ke langit, seraya para MatoA Arawa berpegang pada tombak yang digenggam oleh Addattuang Sidenreng sebagai simbol kepatuhan MatoA Arua kepada junjungan Addatuang Sidenreng, sebagai pemimpin tertinggi Kedatuan Sidenreng.

Prosesi disusul dengan pembacaan ikrar To Baraninna Sidenreng, YM. Andi Sudirman Bunyamin, SE., atau lebih populer dipanggil Andi Chimmang [mewaikili Ponggawa Sidenreng, Panglima Besar Angkatan Perang Kedatuan Sidenreng, YM. Andi Mahmud Paremma] sambil menghunus pusaka kebanggaan Akkarungeng Rappeng [La Capu] dengan mengangkat tinggi-tinggi menjulang ke langit. Dua kebanggaan warisan Pusaka Addatuang Sidenreng dan Akkurengen Rappang telah melengkapi prosesi penobatan Addatuang Sidenreng.

Prosesi penobatan ditutup dengan sungkem Addatuang Sidenreng ke hadapan pamannya [pengganti orang tua Addatuang Sidenreng] YM. Andi Syahrir Pawwicangi, SH., untuk memohon doa dan restu dalam membawa amanah warisan Addatuang Sidenreng La Tjibu. Pada prosesi penutup semua hadirin terisak-isak karena terharu.

Perlu diketahui bahwa, dari seluruh rangkaian prosesi penobatan, salah satu syarat sangat penting dan sakral adalah “Makkarawa Arajang”, dan Petta Arajang hingga sekarang ditempatkan dan dipelihara secara turun-temurun di Saoraja Massepe.

Jadi sejak tanggal 27 Januari 2020, YM. Ir. Andi Roidah Patiroi, MSi. telah memenuhi syarat secara adat dan tradisi sehingga dianggap SAH menjabat Addatuang Sidenreng XXV. Prosesi penobatan berlangsung di bawah suasana alam yang cerah oleh pancaran matahari, pertanda alampun menyambut ceria. (fir/mar)

Tentang Penulis: Penulis Website

Pimpinan Redaksi Accarita.com

No More Posts Available.

No more pages to load.