Opini : Corona Tak Punya Hati, Dirumah Saja

oleh

ACCARITA, — BANYAK orang egois karena belum mengalaminya. Belum ada keluarga atau orang terdekatnya yang kena corona virus sehingga ketika diedukasi bahaya corona. dia dengan entengnya mengatakan, kematian itu adalah takdir.

Jika kita adalah bagian dari seorang pasien covid-19 yang sejak divonis menjadi ODP lalu menjadi PDP dan akhirnya positif kita tidak bisa mendampingi, menjagai di ruang isolasi rumah sakit lalu kemudian tiba-tiba meninggal dunia lalu dibawa ke kompleks pekuburan milik Pemprov Sulsel untuk dikuburkan dan bahkan setelah dikuburkan kita pun tetap dilarang untuk menziarahi pusaranya. Kira-kira apakah kita masih mau mengatakan kematian itu takdir? Tentu yang akan terlontar dari mulut kita kenapa tega begini, kenapa tidak ada yang bisa menyelamatkan dia (nenek, ibu, ayah, om, tante, ponakan, dll) dari kematian.

Kita selalu sadar ketika sudah merasakannya. Tapi disaat kita belum kena, maka yang ada adalah rasa egois dan takabur saja.

Kita belum pernah merasakan bagaimana psikologis keluarga yang ditinggalkan oleh orang yang disayangi yang meninggal dunia diduga terjangkit virus corona. Kalau kita tidak merasakan pilu berarti kemanusiaan kita telah hilang.

Di saat keluarga yang kita sayangi diduga terjangkit virus kemudian dilakukan isolasi di rumah sakit dan kita sebagai keluarga yang menyayangi tidak dapat mendampinginya disaat dia menjalani perawatan lalu dalam waktu yang singkat diapun pergi menghadap yang maha kuasa kemudian dimakamkan tanpa didampingi oleh kita sebagai keluarganya.

Apakah pikiran kita belum sejauh itu? Padahal model ini sangat menyayat hati karena harapan untuk dapat bertemu dengan orang yang kita sayangi dan  sangat kita idam-idamkan namun harapan itu pudar dikarenakan covid -19.

Ini merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk kita semua dengan harapan hal itu tidak terjadi pada diri kita maupun keluarga yang kita cintai.

Dari kejadian tersebut, saya sebagai Kasubag Humas Polres Gowa, sangat mengharapkan peran serta seluruh masyarakat Indonesia terkhusus warga Kabupaten Gowa untuk saling mengingatkan dan bekerjasama untuk memutus mata rantai virus yang mematikan ini.

Semua imbauan telah dilakukan pemerintah terkhusus pihak Kepolisian. Sejak pandemi covid-19 merebak, ratusan manusia di Sulsel termasuk di Gowa menderita. Satu persatu keluarga atau kerabat kita terjemput dan kemudian tereliminasi tanpa ada kesempatan mendampingi.

Karena itu,  mari secara bersama sama mengikuti imbauan pemerintah untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut dan  tidak menyebar kepada yang lain.

Mari satukan hati untuk tetap berdiam di rumah selama PSBB  diberlakukan di Kabupaten Gowa. Biar kami yang bekerja untuk anda dan anda tetap diam di rumah.
Ayo bantu kami untuk memutus rantai virus corona dengan tinggal di rumah saja.

Tentang Penulis: Penulis Website

Pimpinan Redaksi Accarita.com

No More Posts Available.

No more pages to load.